Daftar Blog Saya

Selasa, 20 Maret 2012

Masih Pantaskah Kita Mengeluh ?

masihkah kita ragu akan nikmat yang Allah berikan kepada kita


masihkah kita terlena akan kemewahan itu, sementara di sekitar kita menunggu untuk dibantu


Masihkah hati kita dibutakan oleh kenikmatan dunia ini, sementara disekitar  kita merasakan perihnya hidup ini


just open your eyes, your heart and your mind
and say: "Alhamdulilah for everything ya Allah"

dan ulurkan tanganmu selagi engkau mampu
untuk mereka yang sangat membutuhkanmu
demi negara dan agamamu
demi meringankan beban di sekitarmu
karena mereka layak dibantu

dekati mereka
ajak mereka tertawa
ajak mereka merasakan indahnya surga 
walau sementara
untuk menghadirkan senyuman di wajahnya
senyuman harapan bangsa
yang punya cita cita di hatinya
yang mustahil dicapai olehnya

tapi dengan uluran tanganmu
setidaknya mampu
memberi secercah harapan hidup baru
walau tak seperti yang mereka mau
asalkan uluran tangan kita setia selalu


untukku,untuk mu dan untuk semua

Rabu, 07 Maret 2012

surat cinta untuk MU, untuk nya dan untuk mereka

KAU
KAU yang memberiku hidup 
KAU yang menjadi cinta Abadiku
ku ingin ENGKAU tahu betapa rindunya ku padaMU
betapa ku ingin slalu dekat denganMU
untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhiratMU
ku rela berkorban jiwa dan raga ku
seperti mujahid dan mujahidahMU
yang begitu mulia dihadapanMU
yang mampu merubah hinaku
tak lupa sampaikan salamku untuk kekasihMU
Nabi Muhammad saw
ya... manusia sempurna berakhlak mulia
betapa bahagianya aku bila bisa melihat senyumnya
berjabat tangan dengan nya
apalagi diberi shafaat olehnya
subhanallah...Ya habibi ya Muhammad


Ibu dan bapak
malaikat diduniaku
senyum yang terukir indah untukku
hanya itu yang ku mau
ku teringat akan katamu
"kerjaku satu bulan hanya untuk membayar sppmu"
kata itu, nasihat itu
membuatku yakin akan perjuanganmu
yakin akan kasih sayangmu
wahai ibu dan bapak ku
ku tak mau mengecewakanmu
ku tak mau mensia siakan kesempatanku
saatku bersamamu begitu sempurna nya aku
ku ingin membalas budi baikmu
dengan usaha dan keyakinanku
walau tak mampu menyamai pengorbananmu
dan ku yakin kau tak menuntut lebih dari itu
terima kasih telah menjadi malaikatku
walaupun tak sesempurna malaikat selainmu
tapi ku yakin kau malaikat terbaik untukku


dan untuknya
belum pantas aku memikirkan hal itu
tapi aku berharap lebih pada pilihan itu
pada sosok yang tertulis indah dilahulmaqfutNYA
untuk ku,sebagai pendamping hidup dan matiku
semoga kau mampu mebimbingku
di dunia dan akhiratku
bukan harta, nama, dan rupa
tapi cinta dan setia
kau yang kelak mengisi hariku
ku berharap lebih padamu
maka jangan pernah kau kecewakanku
maka aku takkan pernah mengecewakanmu
kan ku jaga izzah dan iffahku
hanya untuk mu wahai calon pendampingku
kan ku jaga hati ini hanya untukmu
ku harap kau pun sama sepertiku
walau sakit hati ini kurasakan
tapi demi menanti rencana indahNYA datang
aku rela
walau harus menunggu bertahun tahun lamanya
aku rela
demi menanti mu wahai calon pendampingku
bukan lelaki pecundang, tetapi lelaki sejati
yang berani menempuh cara yang halal
bukan dengan cara yang terlaknat
kuharap itu ada padamu
semoga kau mampu, dan ku yakin itu
ku yakin akan pilihanNYA
ku tunggu kau wahai calon imamku


surat yang kusampaikan
walau tak seindah syair para bujangga
tapi terukir harapan besar didalamnya
harapan seorang wanita akhir zaman
yang berharap menjadi mujahidah
untuk agama dan keluarga
untuk mencari keridoanNYA
untuk meraih cita cita
namun tetap dijalanNYA
insyaALLAH


by : hamba Allah






Minggu, 03 April 2011

R.A KARTINI (my inspiration)

Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.


Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi[2], maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.


Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.


Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.




Kartini bersama suaminya, R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat (1903).


Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.


Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.